MilitaryAddictBlog

"berisi tulisan-tulisan tentang informasi yang berkaitan tentang fakta, analisa dan fenomena tentang sejarah dan militer. melawan lupa teruntuk peristiwa yang pernah singgah di setiap riak langkah kehidupan manusia"

Kisah Kesaktian Senapan Serbu SS-2

Akhir-akhir ini masih santer di telinga masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat yang mengikuti berita dan informasi seputar dunia militer. Tidak lain karena Tentara Nasonal Indonesia kembali menunjukan profesionalitasnya sebagai abdi negara dan mengharumkan nama Indonesia dengan meraih prestasi pada salah satu ajang kejuaraan menembak antarprajurit internasional. Beberapa waktu yang lalu tim tembak TNI berhasil kembali menyabet juara umum pada ajang kejuaraan menembak Brunei International Skill at Arms Meet (BISAM) ke-11 di Brunei Darussalam. Setelah sebelumnya pada tahun 2014, tim tembak TNI juga berhasil mempertahankan Juara Umum dalam kejuaraan menembak antarprajurit Angkatan Darat se-ASEAN, dalam Asean Armies Rifle Meet (AARM) 2014 di Hanoi, Vietnam.

pang

Kontingen TNI Lomba Tembak BISAM (Brunei International Skill Arms Meet) ke-11 tahun 2015 Brunei Darussalam, di Ruang Hening Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (3/2/2015). (Puspen TNI)

Melihat prestasi yang secara berturut-turut diraih oleh TNI, timbul rasa penarasan dan pertanyaan di benak masyarakat umum, seperti pertanyaan dari seorang supir pribadi yang beberapa waktu yang lalu mengobrol dengan saya. “Hebat ya TNI sekarang, disaat Polri lagi ribut sama KPK, ini malah juara lomba lagi. Sebenarnya apa rahasianya sampai bisa mengalahkan negara-negara besar seperti Amerika dan Inggris?.” tuturnya. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, di bawah ini akan ditemukan jawabannya. Diambil dari salah satu artikel dari Majalah Angkasa Edisi Koleksi No.91 2014 “Rahasia Di Balik Sistem Senjata Rancangan Indonesia” , Akan dibahas “kesaktian” dari senapan serbu SS-2 yang menjadi senjata andalan TNI dalam setiap Kejuaraan menembak baik nasional maupun internasional.

“Senapan serbu SS-2 yang mulai dirancang pada tahun 2001, saat ini sudah biasa dioperasikan oleh pasukan TNI dalam jumlah besar. Sejumlah prestasi pun telah berhasil diukir berkat tingkat akurasi yang tinggi dari senapan SS-2 ketika digunakan diberbagai ajang lomba menembak.”

798191_20131107120537

Prajurit Kopassus latihan menembak dengan SS-2. (Kaskus.co.id)

Pasukan TNI yang pertama kali menggunakan senapan serbu buatan Pindad adalah Kopassus (2006). Sebelum digunakan oleh pasukan TNI, produksi senapan SS-2 ternyata melalui kisah yang unik dan sempat membuat bingung Direktur Pindad saat itu, Budi Santosa (2003). Untuk memutuskan rancangan SS-2 diproduksi atau bukan ditentukan oleh ahli dari kalangan militer, melainkan dari warga sipil yang notabene masih merupakan seorang anak-anak.

Pada tahun 2003, Budi yang kebingungan untuk menentukan desain akhir SS-2 berjalan-jalan bersama anaknya yang masih duduk di bangku kelas 4 SD. Dia lalu bertanya kepada anaknya, apakah sudah pernah pegang bedil dan dijawab belum. Mendapat jawaban itu, ia belum merasa puas dan bertanya lagi, apakah anaknya pernah bermain senjata di video games dan dijawab sudah. Mendapat jawaban itu, ia merasa senang dan kemudian mengajak anaknya ke lorong tembak.

Di lorong tembak yang biasanya dipakai Pindad untuk menguji senjata, Budi kemudian mengambil kursi dan menempatkannya di posisi tengah-tengah, lalu diambil pula senjata SS-2 dan diletakkan di meja tembak. anaknya yang disuruh duduk di kursi untuk posisi menembak tampak tertegun. Namun kemudian ia memandu anaknya untuk menembakkan senapan SS-2. Sejumlah tembakan pun dilepaskan anak SD kelas 4 itu secara agak sembarangan.pada akhirnya, tembakan tepat mengenai sasaran di bagian tengah.

Atas hasil tembakan itu, Budi berkomentar, seperti yang ditulis dalam buku Pijakan untuk Kemandirian Bangsa (30 tahun PT Pindad Persero). “Memang hasil tembakannya enggak tepat, tapi itu karena pisir dan pejera berbeda,”tutur Budi. “Yang terpenting. saya bisa tahu ternyata anak sekecil itu bisa menembakkan senapan SS-2 dengan nyaman dan kena sasaran. Saya pikir, anak kecil saja bisa menembak seakurat itu, apalagi tentara yang sudah terlatih. Kalau tentara enggak bisa pakai SS-2, ya malu-maluin.”

Atas keputusan produksi senapan SS-2, mantan staf ahli dan tim khusus senjata Pindad, Kolonel (purn) TNI Peter Hermanus, ketika ditemui Angkasa dikediamannya, Cimahi, Jawa Barat, bulan Agustus 2014, mempunyai pendapat sendiri. Menurutnya. SS-2 yang merupakn kombinasi kecanggihan sejumlah senapan serbu dari berbagai negara memang tidak perlu diragukan lagi untuk digunakan oleh TNI. Dalam proses pembuatannya, sedikitnya senapan SS-2 merupakan gabungan konstruksi dari senapan SS-1, K-2 dan Avtomat Kalashnikova-47 (AK-47).

SS2-Senapan-Serbu-2-Pindad

Senapan Serbu SS-2 series. (Google.com)

“SS-2 sebenarnya merupakan senjata yang canggih karena adanya unsur kombinasi itu. Coba perhatikan moncongnya seperti senapan AK-47, popornya SS-1, magazine-nya seperti punya M-16, senapan itu memang gabungan dari berbagai senapan serbu mutakhir. Jadi, dijamin pasti bagus,” jelas Hermanus.

Masih kata Peter, butuh waktu lebih dari satu tahun untuk menyelesaikan proses pengembangan SS-2. Varian SS-2 yang dirancang dan dibuat prototipe-nya adalah SS-2 V1, SS-2 V1 Heavy Barrel, SS-2 V2, SS-2 V2 Heavy Barrel, SS-V4, SS-2 V4 Heavy Barrel dan SS-2 V5. Meskipun merupakan pengembangan dari SS-1, berdasarkan hasil rancangan tim khusus, SS-2 memiliki keunggulan. Beratnya lebih ringan, mudah menembak tepat pada jarak-jarak tertentu karena dilengkapi pisir berbentuk O yang dapat diatur sesuai dengan sasaran 100m, 200m, 300m dan seterusnya. mudah menentukan posisi pipi dan mata pada lubang pisir, serta bisa dipasangi teleskop yang bisa dipasang adalah Trijikon atau close quarter/tactical (CQ/T) karena pada bagian atas receiver terdapat dudukan yang dinamai pikatini rail.

“Senapan SS-1 tipe HB diperuntukan khusus untuk lomba tembak karena memiliki tingkat akurasi yang baik dan itu sudah terbukti dalam kejuaraan tembak, baik tingkat nasional maupun internasional.” tutur Peter.

Prestasi Internasional

image003

category of Rifle Match 2, medal emas dan perak dimenangkan oleh Indonesia pada AARM ke-24 Hanoi,Vietnam. (Berita dan Politik Kaskus).

Senapan SS-2 yang khusus digunakan untuk lomba menembak itu, pada tahap awal diproduksi sebanyak 165 pucuk. Senapan ini digunakan dalam lomba menembak Asean Armies Rifle Meet (AARM) 15/2005, yang berlangsung di Brunei Darussalam pada bulan September 2005, selain AARM 15/2005, TNI juga mengikuti lomba menembak Brunei International Skill at Arms Meet (BISAM) 2005.

Untuk kepentingan lomba menembak itu, sebelumnya PT Pindad tealh melakukan serangkaian uji coba. Uji menembak yang sudah dilakukan berlokasi di Lapangan Tembak Colodong (Kostrad) dan pengujian lintasan peluru pada jarak 400 m serta pemilihan peluru khusus lomba di PT Dahana, Turen, Malang, Jawa Timur. Dari hasil uji coba dengan mengerahkan para prajurit TNI yang memiliki prestasi menembak terbaik itu sedikitnya ada 11 masukan untuk pemenuhan kriteria senjata lomba menembak.

Dari hasil masukan saat uji coba itu selanjutnya dibuat tiga varian SS-2 untuk kepentingan sertifikasi. Ketiganya adalah SS-2 Standard, SS-2 Medium Barrel dan SS-2 Heavy Barrel, khusus untuk lomba menembak. Setelah dicapai kesepakatan karena kegiatan lomba menembak tingkat internasional membawa nama baik bangsa dan juga pamor TNI, diperoleh keputusan untuk keperluan lomba menembak akan digunakan senapan SS-2 V4. Namun sebelum digunakan untuk lomba menembak, serangkaian uji coba telah dilakukan di Lapangan Tembak Halim Perdanakusuma Jakarta, yang berlangsung pada bulan Juni 2004.

Dalam kesempatan itu, Assops Kasum TNI, Mayjen Adam Damiri, yang langsung menyaksikan uji tembak, mengkritisi karena kalau dilepas teropongnya, SS-2 V4 ternyata tidak bisa digunakan untuk menembak sasaran dengan bidikan. Ini jelas merupakan kelemahan besar untuk senjata bidik, apalagi senapan ini juga tergolong sebagai senapan serbu.

Sejumlah langkah pun harus dilakukan untuk menghasilkan SS-2 yang lebih sempurna untuk lomba menembak. Setelah dilakukan penyempurnaan, uji coba tahap kedua kembali dilaksanakan pada bulan Agustus 2004 dengan hasil cukup memuaskan ketika digunakan untuk menembak pada jarak 500 meter. Namun Mayjen Damiri masih merasa belum puas dan memberikan 11 masukan untuk segera dilakukan koreksi.

Atas masukan tersebut, tim khusus pembuat SS-2 PT Pindad kembali bekerja keras untuk melakukan penyempurnaan. Salah satunya adalah dengan menggunakan pegas dan konstruksi gigi baru yang lebih tebal. uji coba tembak SS2 V4 yang sudah disempurnakan pun dilaksanakan di lapangan tembak yang berlokasi di Lapangan Tembak Batujajar, pada bulan Oktober 2004 dan hasilnya ternyata memuaskan. Tim penembak TNI pun berangkat ke ajang lomba tembak yang berlangsung di Brunei pada tahun 2005 dengan penuh percaya diri karena berbekal SS-2 V4 yang telah disempurnakan.

Hasil kerja keras tim SS-2 Pindad selama hampir tiga tahun ternyata membuahkan hasil yang sangat memuaskan. pasalnya, dengan menggunakan SS-2 V2 HB, penembak TNI, Sertu Habdi, berhasil memenangkan lomba menembak dan membawa pulang medali emas di AARM 15/2005. Sementara itu, pada ajang BISAM 2005, regu tembak TNI yang menggunakan senapan SS-2 V4 HB, yang sudah dilengkapi alat bidik CQ/T pembesaran 1-3 x 14mm, berhasil tampil sebagai juara umum dengan raihan tujuh emas dan medali perak. Kejuaraan yang didominasi oleh tim TNI itu jelas menimbulkan kegemparan sekaligus kekaguman dan senapan SS-2 V4 HB pun menjadi senapan yang paling dibicarakan. Atas keberhasilan tersebut, tim menembak TNI untuk pertam kalinya bisa membawa pulang Sultan Brunei Darussalam.

Atas keberhasilannya mengembangkan, mendesain dan memproduksi SS-2, yang tidak kalah dibandingkan dengan kualitas senapan sejenis dari negara-negara lain, Budi Santosa kemudian dianugerahi penghargaan Satya Lencana Pembangunan, yang diberikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada bulan Desember 2006.

Anugerah juga diberikan kepada tim penembak Indonesia, setelah pada lomba tembak AARM XVI/2006 yang berlangsung di Hanoi, Vietnam, bulan Novembar-Desember 2006, tim dari TNI kembali meraih juara umum dengan menyabet 24 medali emas, 10 perak, dam dua perunggu. prestasi yang berhasil diukir oleh tim tembak TNI itu benar-benar terwujud berkat “kesaktian” senapan SS-2. (win)

Nah, Tentunya sekarang kita sudah mengetahui apa sebenarnya rahasia dari senapan SS-2 yang menjadi andalan TNI dalam setiap ajang Kejuaraan menembak baik di tingkat nasional maupun internasional. Selain tentu saja kualitas individu prajurit baik jasmani dan rohani yang terus-menerus dilatih dan ditingkatkan kemampuannya, kualitas senapan yang menjadi alat vital pendukung individual prajurit dalam setiap operasi peperangan dan operasi selain perang serta dimasa damai, seperti saat mengikuti kejuaraan menembak ini menjadi hal yang sangat penting untuk terus-menerus dikembangkan sesuai yang diperlukan TNI sebagai operator. Semoga informasi yang dapat penulis sampai ini dapat bermanfaat dan Bravo untuk TNI, selalu siaga dalam profesionalitas dan menjunjung tinggi Sapta Marga serta Sumpah Prajurit, Komando!

Sumber :

Tinggalkan komentar